Rabu, 20 Maret 2013

Hai Salam BurungKu Nuri From Hoeya Timika



Buru Nuri ( Foto Ambil By : Nelson Uamang
Burung Nuri Kepala Hitam My amungme from kabupaten timika distrik jila kampung desa hoya .
Inilah sepasang burung yang kami memeliara Burung Nuri tempo hari, yang aku ceritakan disini. Aslinya burung ini bernama dengan Bahasa Latin Lorius Lory, dan nimaki dan kaimaten dan di Indones
ia
banyak terdapat di wilayah Papua dan timika area amungme pengunungan tengah timika hoya dan kamoro banyak segali dan luas kota yaitu Maluku. Burung ini termasuk binatang langka, walau sudah mulai banyak tempat penangkarannya.
Kami biasa memberi makan sehari dua kali, masing-masing sebuah pisang kepok yang tidak terlalu matang dan air, kadang sekali-kali kami beri juga susu putih, agar bulunya yang indah itu menjadi semakin mengkilap. Konon kabarnya burung ini termasuk hewan yang dilindungi, tentu, kami juga melindunginya di rumah kok, mungkin maksudnya tidak boleh diperjualbelikan ya? Kami menyukainya karena bulunya indah dan suaranya unik, mengingat aku dengan masa kecil ketika bapak juga memeliharanya di alaman kampung hoya timika beberapa ekor di rumah kami dulu amungme kabupaten timika distrik jila kampung desa hoya amungme papua malanesia.

Kaum Intelektual Hoya Menolak PT Amole Minerals



Mahasiswa Papua Asal Kota Timika khususnya yang berasal dari Hoya, Distrik Jila menolak kehadiran PT Amole Meneral yang rencananya akan mengambil hasil kekayaan alam di sekitar Hoya, distrik Jila Kabupaten Mimika.
Nelson Uamang selaku koordinator Mahasiswa Hoya di Semarang yang juga Mahasiswa Fakultas Hukum Jurusan Hukum Internasional Universitas  17 Agustus 1945 mengatakan bahwa, belajar dari pengalaman masuknya Freeport di Tanah Amungsa Bumi Kamoro, yang mana hingga kini masih belum mampu membuat sejahtera rakyat setempat dan justru menciptakan persoalan kerusakan lingkungan, warga mengalami kehilangan tanah yang begitu luas sampai kesejahteraan warga amungme dan Kamoro yang jauh dari harapan dan janji-janji Freeport” tegasnya
Hingga saat ini antara Pemerintah Daerah (Pemda) Mimika, PT Amole Minerals dan masyarakat Jila selaku pemilik hal ulayat belum melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) seputar pembukaan pertambangan mineral di Kampung Hoya, Distrik Jila. Belum adanya MoU dikarenakan kegiatan tambang masih dalam tahap uji coba. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Mimika, Oktovianus Kambu, SH.
  
by :Nelson uamang Amungme

Menurutnya, PT Amole Minerals selaku investor masih sebatas mencari hasil tambang. ”Sekarang masih tahap pencarian, setelah itu akan dilakukan uji laboratorium. Dan jika uji laboratorium ada hasil tambang baru dilakukan penandatangan MoU. Semuanya akan berjalan sesuai dengan aturan,” tandas Oktovianus.
Berdasarkan sumber data Cermin Papua PT Amole Mineral  merupakan anak perusahaan dari Perusahaan tambang asal Canada nama induk perusahaan adalah Williamson International Holdings Incorporated (WIHI).  PT Amole Mineral tidak berafiliasi dengan perusahaan tambang apapun di Papua. PT Amole Mineral dengan Direktur Pak Chris Wiliamson.
Kegiatan eksplorasi emas dan tembaga yang dilakukan perusahaan Amole Mining di Distrik Jila, Mimika, Papua, dinilai dapat mengancam kelestarian kawasan Taman Nasional Lorentz.
Kepala Balai Taman Nasional Lorentz Yunus Rumbarar di Timika, Jumat, mengatakan, lokasi kegiatan eksplorasi perusahaan Amole Mining di Kampung Hoeya, Distrik Jila, Mimika, berada dalam kawasan Taman Nasional Lorentz. Sehingga tentu bertolak belakang dengan undang-undang tempat perlindungan terhadap Taman Nasional.
“Kegiatan pertambangan seharusnya tidak boleh dilakukan dalam kawasan taman nasional. Yang terjadi di Jila itu juga menyalahi aturan karena lokasi itu berada dalam kawasan Taman Nasional Lorentz,” kata Rumbarar.
Menurut dia, larangan terhadap aktivitas pertambangan di kawasan Taman Nasional Lorentz juga menjadi rekomendasi kegiatan sosialisasi zonasi Taman Nasional Lorentz lima kabupaten (Mimika, Asmat, Paniai, Intan Jaya dan Puncak Jaya) yang berlangsung di Hotel Serayu Timika
Rumbarar menjelaskan, setiap kegiatan eksplorasi pertambangan dalam kawasan taman nasional harus mendapat persetujuan Menteri Kehutanan RI. Kegiatan eksplorasi perusahaan Amole Mining di Hoeya, Jila, Mimika, untuk sementara waktu dihentikan menunggu izin pemakaian kawasan hutan dari Kantor Kementerian Kehutanan di Jakarta.
Ada lima distrik di Mimika yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Lorentz yaitu Tembagapura, Mimika Timur Jauh, Jila, Jita dan Agimuga.
Seluruh kegiatan yang dilakukan pada kawasan tersebut, katanya, harus berkoordinasi dengan pengelola Taman Nasional Lorentz yang berkantor di Wamena Kabupaten Jayawijaya.
Kampung-kampung yang berbatasan langsung dengan batas luar kawasan Taman Nasional Lorentz dijadikan zona penyangga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan kawasan Taman Nasional Lorentz.
Direktur Konservasi Kawasan Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Wiratno meminta hasil monitoring biota di daerah endapan tailing dapat diakses oleh pengelola Taman Nasional Lorentz dan Pemerintah Kabupaten Mimika.
Sebanyak 13 rekomendasi hasil sosialisasi zonasi Taman Nasional Lorentz di Timika diteruskan kepada Menteri Kehutanan cq Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA). (  CP/ Nelson Uamang  )

KONSOLIDASI KOMUNITAS NEMANGKAWI SEMARANG



Suara IPMANAPANDODE News (Semarang & Sala Tiga) Pengurus Pendampingan  Mahasiswa UNIKA Soeijapranata, bersama Pesera Program Beasiswa Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamor (LPMAK) Timika – Papua berdomisili Semarang mengadakan Rapat Konsolidasi pada tanggal 09 Maret 2012, pukul 10.00 - 12.00 WIB, Bertempat Gedung Hendricus Costan Lantai I Ruang Bundar. Rapat dipimpin langsung  oleh Drs Albertus Istiarto MA Selaku Pendamping Mahasiswa UNIKA Soegjapanta Program Beasiswa LPMAK Timika-Papua dibidang Kesehatan dan Sosial Kemasyarakatan dan Rinta Diah K. S.Psi selaku pendamping Mahasiswa. Jumlah peserta yang hadir dalam rapat sebanyak  34 orang. Berhubungan dengan peserta program beasiswa LPMAK Timika Papua yang ada di Semarang, sebenarnya itu sebanya 52 orang tetepi ada beberapa orang yang belum hadir dengan alasan kebanyakan kuliah dan masih libur Papua . Dengan agenda Doa Penutupan Smester, Pembukaan Smester Baru,  Evaluasi Akademik, serta Konsolidasi Komunitas Nemakawi Semarang.
 Kegiatan rapat dibuka dengan Doa dan Doa tersebut dibawakan oleh Mia Abugau sebagai Sie Kerohanian, setelah Doa Rapat  dibuka dengan resmi oleh Drs Albertus Istiarto MA Selaku Pendamping Mahasiswa Peserta Beasiswa dibidang Kesehatan dan Sosial Kemasyarakatan.Kemudian dilanjutkan dengan pembahasan Evalasi Akademik.
 Albert sampaikan dalam pembahasan akademik bahwa untuk mencapai cita-cita kita  tidak mudah jadi butu semangat belajar, kehadiran dikampus, kedispilinan, belajar serius, menjaga kesehatan, hal –hal ini adalah modal utama dalam mencapai apa yang kita cita-citakan dalam perjuangan kita  saat ini.
Lanjut Albert bahwa kita bentuk KOMANES bukan hanya sekedar komunitas biasa tetapi KOMANES hadir untuk kita belajar  bagaimana” Berorganisasi, Kerja sama, Kerja Tim, Membicarakan hal-hal perlu dibicarakan seperti Masalah Perkuliahan, Kesehatan dll dan Utama adalah KOMANES dibentuk adalah perpanjangan dari Orang Tua Kita di Timika yaitu “EME NEME YAWARE (kita bersatu,  bersaudara membangun masa depan )”. Harapan Albert bahwa; Kedepan Bisa memperbaiki stigma pengurus  KOMANES dan bisa melakukan progam kerja yang sudah di rencanakan dalam Rapat Kerja (RAKER maupun belum direncanaan.
Tambakan oleh Rinta Diah K. S.Psi selaku pendamping Mahasiswa bahwa Rapat ini sudah terprogramkan oleh Thomas Budi Santoso Ed.D sebagai Ketua Program pendampingan Mahasiwa UNIKA Program Beasiswa LPMAK Timika _Papua serta Jajarannya maka perserta program beasiswa wajib hadir dalam rapat maupun kegiatan apapun yang dilakukan. Pengurus KOMANES perlu tau kegiatan mana yang program pendamping dan kegiata mana yang program KOMANES. Lanjut Rinta bahwa Harapan KOMANES Bangkit kembali mempersatukan kita melalui kegiatan-kegian dan pentingnya merasa memilki saya Orang Papua, Timika, Pengurus dan Anggota KOMANES serta lebih baik dari sebelumnya.
Menambahkan Kaspar Pato  Salah satu peserta Program Beasiswa LPMAK Timika_Papua juga Tak lupa mengucapkan ucapan banyak terima kasih kepada Ketua serta pengurus  Pendampingan Mahasiswa UNIKA Soegijpranata Program Beasiswa LPMAK Timika –Papua.  Yang mana melaksanakan rapat Konsolidasi ini sehingga kami boleh ikut sertakan dalam rapat tersebut. Akhirnya kami boleh merasakan bagaimana menjadi mahasiswa/i maupn pemimpin yang tanggung jawab dan menjadi teladan demi masa depan.
By : Ambrosius Yobee(Ayo)
 
Sumber :http://ipmanapandodesnews.blogspot.com/2013/03/konsolidasi-komunitas-nemangkawi.html